Pengukuhan Tim Siaga Bencana di Masjid KH Ahmad Dahlan Banguntapan Selatan

Pengukuhan satgas Bencana PCMBS

Bantul – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Masjid KH Ahmad Dahlan PCM Banguntapan Selatan menggelar pengajian sekaligus pengukuhan Tim Siaga Bencana pada Kamis malam (26/6/2025) di Pendopo Masjid, Jl. Pleret Km 1,5, Buk Duwur, Potorono. Kegiatan ini dihadiri oleh jamaah, pengurus masjid, dan tokoh masyarakat sekitar.

Acara diawali dengan pengukuhan Tim Siaga Bencana Masjid KH Ahmad Dahlan untuk periode 2025–2027 oleh Ketua Takmir, Ustadz Cahyono. Pembentukan tim ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di lingkungan sekitar. Perlu diketahui, Masjid KH Ahmad Dahlan merupakan salah satu dari lima masjid di Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan sebagai masjid percontohan nasional oleh Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Muhammadiyah dalam bidang penanggulangan dan evakuasi bencana.

Setelah pengukuhan, para jamaah disuguhi tayangan video safety briefing yang berisi panduan evakuasi saat terjadi bencana sebagai bagian dari edukasi kebencanaan.

Acara inti pengajian disampaikan oleh Ustadz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H., anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam tausiyahnya, beliau menyoroti peran penting Muhammadiyah sebagai pelopor perubahan strategis di tengah umat Islam Indonesia.

Pengukuhan satgas Bencana PCMBS

Ia mencontohkan perjuangan Muhammadiyah dalam meluruskan arah kiblat yang dulunya menuai kontroversi namun kini telah diterima secara luas. Begitu pula dengan pendirian sekolah-sekolah Muhammadiyah pada masa kolonial, yang semula dianggap tabu namun kini menjadi pilihan utama pendidikan mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

Lebih lanjut, Ustadz Budi mengangkat isu penetapan kalender Islam global tunggal yang masih sering berbeda dengan kalender lokal, khususnya dalam penentuan awal Ramadhan dan Muharram. “Namun seiring waktu, inisiatif ini akan diikuti oleh umat Islam lainnya,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa simbol matahari dalam logo Muhammadiyah melambangkan cahaya yang memberi manfaat dan menerangi seluruh umat.

Mengangkat tema spiritual Tahun Baru Hijriah, beliau mengulas Surat At-Taubah ayat 36 yang menjelaskan tentang 12 bulan dalam Islam, di mana empat di antaranya merupakan bulan haram: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, umat Islam dilarang melakukan kezaliman dan dianjurkan memperbanyak amal kebaikan.

Dalam pesannya, Ustadz Budi mengajak jamaah untuk melatih diri dalam meninggalkan dosa dan memperkuat akhlak. “Latihan butuh praktik. Yang pertama harus dilatih adalah kesabaran. Kalau marah, cukup 30 detik saja. Kedua, perbanyak senyum, terutama kepada keluarga. Ketiga, jadikan shalat sebagai teladan yang dimulai dari keluarga,” katanya.

Tausiyah ditutup dengan pesan moral yang menggugah: “Mari mulai perubahan dari diri dan keluarga. Jaga diri dan keluarga dari api neraka. Jadilah pribadi yang jujur, karena kejujuran membawa pada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun kita menuju surga.”

Acara ditutup dengan doa bersama dan harapan agar Tahun Baru Islam ini menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan, kepedulian sosial, serta kesiapsiagaan menghadapi tantangan zaman.

You may also like these